Kliksaya

Bukittinggi, Padek--Setelah beberapa bulan lalu Bukittinggi kecolongan dengan adanya pengikut ajaran sesat Al Qiyadah Al Islamiyah, kini Bukittinggi bakal kecolongan lagi. Menyusul adanya aktivitas oknum penganut agama lain yang mengatasnamakan Gereja Bethel Indonesia Cabang Bukittinggi, pada salah satu hotel berbintang di kota wisata itu. Padahal secara resmi, Gereja Bethel Indonesia tidak ada di kota ini. Sehingga, kehadiran gereja ilegal itupun memunculkan reaksi masyarakat, terutama bagi beberapa Ormas Islam di Bukittinggi. Sehingga, masyarakat dan Ormas Islam meminta Pemko Bukittinggi agar menghentikan aktivitas gereja Bethel tersebut, karena dikhawatirkan dapat memicu reaksi masyarakat Bukittinggi secara luas.
Bukittinggi, Padek--Setelah beberapa bulan lalu Bukittinggi kecolongan dengan adanya pengikut ajaran sesat Al Qiyadah Al Islamiyah, kini Bukittinggi bakal kecolongan lagi. Menyusul adanya aktivitas oknum penganut agama lain yang mengatasnamakan Gereja Bethel Indonesia Cabang Bukittinggi, pada salah satu hotel berbintang di kota wisata itu. Padahal secara resmi, Gereja Bethel Indonesia tidak ada di kota ini. Sehingga, kehadiran gereja ilegal itupun memunculkan reaksi masyarakat, terutama bagi beberapa Ormas Islam di Bukittinggi. Sehingga, masyarakat dan Ormas Islam meminta Pemko Bukittinggi agar menghentikan aktivitas gereja Bethel tersebut, karena dikhawatirkan dapat memicu reaksi masyarakat Bukittinggi secara luas.


Tetapi yang jelas, beberapa orang tokoh masyarakat yang mengatasnamakan Warga Masyarakat Kota Bukittinggi juga telah melayangkan surat kepada Wali Kota Bukittinggi, tanggal 21 Januari 2008 kemarin, perihal ”Usir Gereja Bethel Bukittinggi”, sambil menyebutkan adanya kegiatan ”Penuaian Jiwa Baru Beribu-ribu Laksa” yang sekaligus artinya bahwa telah ada ”pemurtadan” di masyarakat Kota Bukittinggi. Dari informasi yang dihimpun, Gereja Bethel tersebut juga telah mengadakan kegiatan ”penuaian jiwa baru” pada salah satu hotel berbintang di Bukittinggi, sambil membagi-bagikan amplop yang berisi uang mulai dari Rp30 ribu sampai Rp50 ribu kepada calon jiwa baru tersebut.

”Dengan hadirnya Gereja Bethel Indonesia ini di Bukittinggi yang telah memiliki keyakinan (Islam). Maka Kami memprotes keras, dan Kami tidak menginginkan kehadiran Gereja Bethel di lingkungan Kami,” tulis surat yang ditandatangani Tuti Salim, Fitri Yani, Haryadi Asta Amd, Achri Marini, SE dan H Indra Syam tersebut. Juga dituliskan, di Bukittinggi tidak ada kelompok jamaah Bethel, karena masyarakatnya mayoritas beragama Islam. ”Untuk itu, kami minta kepada Bapak Wali Kota sebagai penanggungjawab pemerintahan Kota Bukittinggi untuk mengusir kelompok Bethel tersebut dari Bukittinggi,” tegas surat yang juga ditembuskan kepada Gubernur Sumbar, Kajati Sumbar, PN Bukittinggi, MUI Sumbar dan Ketua Umum Paga Nagari Pusat.

Aktivitas gereja illegal yang telah mengundang reaksi dari beberapa Ormas Islam untuk menentukan bersikap. Buktinya, Senin sore (21/1), Dewan Dakwah Islamiyah (DDI) Bukittinggi, Paga Nagari Pusat bersama DDI, MUI, pakar kristolog, ninik mamak, dan beberapa cendikiawan muslim Bukittinggi, menggelar jumpa pers, di Aula DDI sekaligus mendesak Pemko Bukittinggi untuk segera bersikap tegas terhadap adanya aktivitas Gereja Bethel dengan memanfaatkan salah satu hotel berbintang di Bukittinggi. Jumpa Pers yang dihadiri Ketua MUI Bukittinggi DR Zainuddin Tanjung MA, muballig Buya Dt Marzon Basa dan cendikiawan muslim Buya H Indra Syah.

Hamdi El Gumanty Ketua Umum Paga Nagari Pusat kepada wartawan menyebutkan, pihaknya telah menemukan bukti-bukti ada kegiatan pengikut Gereja Bethel tersebut dan kegiatannya telah berlangsung sekitar tiga bulan lalu. Dalam aktivitas itu, mereka juga mengikutkan masyarakat muslim dengan berbagai kegiatan yang berkedok sosial. ”Tidak hanya itu, kami juga menemukan bukti bahwa mereka menyebarkan amplop persembahan dengan Kop Surat Gereja Bethel Indonesia Cabang Bukittinggi. Ini membuktikan bahwa mereka telah ada di Bukittinggi dan aktivitasnya memanfaatkan salah satu hotel berbintang di Bukittinggi,” ungkap Hamdi El Gumanty. Sementara itu, Pakar Kristologi Nasional dari Surabaya Mas’ud mengemukakan, aktivitas gereja Bethel yang berpusat di Jakarta itu, dalam aktivitasnya sering melakukan pelanggaran-pelanggaran hukum dan pembohongan-pembohongan publik. Bahkan dalam menjalankan aksinya, mereka tidak segan-segan menyamar menjadi seorang muslim dan merekrut ”jiwa-jiwa baru” agar mengikuti ajaran mereka.

”Gereja Bethel salah satu gereja kharismatik yang pengikutnya sering melakukan pelanggaran hukum, baik di kalangan muslim maupun di kalangan umat kristen sendiri. Oleh karena itu, pada kalangan kristen, Bethel sering dikecam karena mereka suka merekrut anggota gereja yang berekonomi mapan. Masuknya pengikut gereja Bethel tersebut, dikhawatirkan kasus pemurtadan akan terjadi di Bukittinggi, baik melalui hipnotis maupun dengan berkedok lainnya. Untuk itu, sebelum terlambat, Pemko diminta agar bersikap tegas,” kata Ustaz Mas’ud. (eka ridhaldi alka/pexp)



 
Copyright  © 2007 | Design by uniQue             Powered by    Login to Blogger